Tugas Softskill Bahasa Indonesia 2
Dosen: Ibu Wahyuni Choiriyati
PEMILIHAN KEPALA DAERAH DKI JAKARTA
Kharunia Apriliansyah Putri
14213836
3EA18
Pada pemilihan kepala daerah
(gubernur) pertama kali saya berumur genap 17tahun, pada waktu itu saya memberikan
hak suara saya untuk memilih calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Pada waktu itu saya masih bingung dengan bagaimana cara memilih kandidat yang
ditentukan dengan benar, akhirnya setelah diberikan penyuluhan tentang
bagaimana memuluh yang benar yang diadakan oleh ketua RT di lingkungan rumah
saya yang ditujukan untuk para pemuda yang baru saja ingin dan usianya sudah
cukup untuk memilih. Akhirnya pemilihan berlangsung dengan lancar, dengan
nama-nama calon Gubernur beserta wakilnya adalah sebagai berikut:
1. Joko Widodo
(Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
2. Fauzi Bowo
dan Nachrowi Ramli
3. Hidayat Nur Wahid dan Didik Junaedi Rachbini
4. Faisal Basri dan
Biem Benyamin
5. Alex Noerdin dan
Nono Sampono
6. Hendardji
Soepandji dan Ahmad Riza Satria
Ketika sedang berada di area
pemilihan saya sangat bingung untuk memilih siapa calon gubernur dan wakil
gunernur yang tepat untuk memimpin Jakarta agar lebih baik lagi. Dan dengan
percaya diri saya akhirnya memilih dengan hati nurani supaya pilihan saya tepat
sasaran dan memenangi pemilihan tersebut. Setelah waktu yang telah ditentukan
perhitungan suara dimulai.
Pasangan calon gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo dan Basuki
Tjahaja Purnama, akhirnya memenangi perolehan suara pemilihan kepala
daerah DKI Jakarta putaran kedua. Jokowi-Basuki menang dengan selisih 351.315
suara dari pesaing mereka.
Dalam
rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di tingkat provinsi oleh Komisi
Pemilihan Umum DKI Jakarta (KPU DKI Jakarta), Jumat (28/9/2012), Jokowi-Basuki
meraih 2.472.130 suara pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta yang berlangsung
pada Kamis (20/9/2012) pekan lalu. Itu berarti pasangan nomor urut tiga itu
menguasai 53,82 persen suara dari 4.592.945 suara sah. Sementara itu, pasangan
nomor urut satu, Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli mengantongi 2.120.815 suara
atau 46,18 persen dari jumlah suara sah.
Sebagaimana
putaran pertama Juli lalu, pada putaran kedua kali ini, Jokowi-Basuki kembali
menang di lima wilayah utama Jakarta. Pasangan ini hanya kalah di Kabupaten
Kepulauan Seribu.
Setelah
menggelar rapat rekapitulasi penghitungan suara, KPU DKI Jakarta akan menetapkan gubernur
dan wakil gubernur DKI Jakarta terpilih pada Sabtu (29/9/2012).
Berikut ini hasil rekapitulasi penghitungan
suara oleh KPU DKI Jakarta:
Persentase Perolehan Suara Putaran II
Foke-Nara : 46.2%
Jokowi-Basuki : 53.8%
Berikut
ini hasil perolehan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta berdasarkan hasil
rekapitulasi resmi dari KPU DKI Jakarta:
Dan akhirnya
pemilihan gubernur ini dimenangkan oleh pasangan Jokowi-Basuki yang memperoleh
perolehan suara paling tertinggi di setiap wilayah.
Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja
Purnama (Ahok) resmi menjadi pasangan
Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk periode 2012-2017.Prosesi pelantikan pun
sedang berlangsung hari ini, 15 Oktober 2012, dari pukul 10.00 hingga 12.55 di Jl. Kebun Sirih, Jakarta Pusat.
Sosok Jokowi
yang sederhana dan mau bergaul dengan masyarakat kelas bawah seperti yang
pernah dilakukannya ketika menjabat sebagai Walikota Solo menyita perhatian publik. Sementara
Ahok, mantan Bupati Bangka
Belitung Timur, juga dikenal sebagai pribadi yang revolusioner
serta dekat dengan rakyat.
Selain itu, Jokowi dan pasangannya,
Ahok juga memiliki sejumlah visi dan misi kuat untuk Jakarta yang lebih baik.
Dilansir KPU pada 4 September 2012, inilah profil serta visi dan misi
Jokowi-Ahok sebelum mengikuti Pilkada DKI putaran kedua:
Jokowi:
Nama : Ir. H. Joko Widodo
Tempat,
tgl lahir : Surakarta, 21 Juni 1961
Agama
: Islam
Pendidikan : Sarjana Kehutanan-Universitas Gadjah Mada
Ahok:
Nama : Ir. Basuki Tjahaja Purnama, MM
Tempat, tgl lahir :
Manggar, 29 Juni 1966
Agama
: Kristen Protestan
Pendidikan :
S-2 Sekolah Tinggi Manajemen, Prasetya Mulya
Visi
Jakarta
baru, kota modern
yang tertata rapi, menjadi tempat hunian yang layak dan manusiawi, memiliki masyarakat yang
berkebudayaan, dan
dengan pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik.
Misi
1. Mewujudkan
Jakarta sebagai kota modern yang tertata rapi serta konsisten dengan rencana
tata ruang wilayah
2. Menjadikan
Jakarta sebagai kota yang bebas dari masalah-masalah
menahun seperti macet, banjir, pemukiman kumuh, sampah, dan
lain-lain
3. Menjamin ketersediaan
hunian dan ruang publik yang
layak serta terjangkau bagi warga kota dan ketersediaan pelayanan kesehatan
yang gratis sampai rawat inap dan pendidikan yang berkualitas secara gratis
selama 12 tahun untuk warga Jakarta.
4. Membangun
budaya masyarakat perkotaan yang toleran, tetapi juga sekaligus memiliki kesadaran
dalam memelihara kota.
5. Membangun pemerintahan yang bersih dan transparan serta berorientasi pada pelayanan
publik.
Munurut Danny JA (dalam Akhmad
Danial, 2009: 6) ada tiga hal yang menjadi alasan pemilu ini mahal. Pertama,
kebutuhan kandidat untuk menjangkau pemilih sebanyak mungkin karena sistem
pemilihan tidak elitis, tetapi terletak langsung di tangan rakyat. Kedua,
penggunaan iklan politik televisi untuk menjangkau sebanyak mungkin masyarakat.
Terakhir, pelibatan para konsultan komunikasi (pemasaran politik) oleh
partai-partai politik dan para kandidat presiden untuk mempengaruhi masyarakat.
Kedua, PDI Perjuangan, partai dimana
dia bernaung kurang mendukung. Di saat bakal-bakal calon kepala daerah lain
sudah mendaftarkan KPU, Jokowi masih belum ada kepastian. Calon lain pun sudah
mulai mendekati calon pemilih seperti Alex Nurdin dan Nono Sampono, pasangan
yang diusung oleh Partai Golkar, PDS dan PPP pada 8 Maret 2012, telah intensif
mendekati suporter bola fanatik Persija-Jakmania. Sementara Jokowi masih sibuk
dengan aktvitasnya di Kota Solo.
Jaringan Suara
Indonesia (JSI) juga sama optimistisnya menilai kekuatan Foke dan Nara.
"Tren dukungan kepada Jokowi dan Ahok mulai menurun. Di sisi lain,
dukungan terhadap Foke dan Nara naik," kata Direktur Eksekutif JSI, Widdi
Aswindi, dalam jumpa pers di Senayan, Jakarta Selatan, Jumat, 6 Juli 2012.
Entah
apa sebabnya, menurut survei JSI, tren dukungan terhadap Jokowi mulai melemah.
Semenjak Juni. Padahal sebelumnya dukungan itu menanjak terus. Februari 2012,
pasangan yang diusung PDI Perjuangan dan Partai Gerindra ini cuma meraih 2,6
persen. Ramai diberitakan
media massa, perolehan mereka cepat melaju. Melonjak menjadi 17,2 persen pada
Mei. "Namun kemudian turun dalam survei terakhir menjadi 15,8%,” kata
Widi. Jadi dukungan melemah.
Jika
Jokowi melemah, Foke justru terus melaju. Pada Februari 2012, kata Widi,
pasangan Foke dan Nara meraih 43,1 persen. Perolehan pasangan ini terus
menanjak. Mei naik menjadi 45,8 persen. Dan pada survei dengan metode tatap
muka, yang digelar awal Juli perolehan itu menjadi 49,6 persen.
Lembaga
Survei Indonesia (LSI) memang tidak mengumumkan hasil survei. Tapi malam
sebelum pemungutan suara digelar, peneliti senior Lembaga Survei
Indonesia Burhanuddin Muhtadi bercerita kepada VIVAnews. Survei terakhir --
yang digelar sepuluh hari sebelum pemungutan suara -- Foke-Nara masih yang
teratas. “Fauzi masih di atas 40 persen," kata Burhan.
Opini
saya :
Semoga
pemimpin-pemimpin baru yang sudah di daulat menjadi pemimpin untuk DKI JAKARTA
supaya menjadikan Jakarta lebih baik lagi dengan kepemimpinan yang baru, dan
tidak hanya janji-janji yang diberikan saja namun, harus sesuai dengan
kenyataan yang ada dan sesuai dengan keinginan masyarakat, Pemimpin-pemimpin
tersebut harus selalu mendengarkan aspirasi masyarakat dengan tidak
mempedulikannya. Pemimpin tersebut harus mementingkan kebutuhan masyarakatnya
agar terciptanya kenyamanan dan keamanan yang di inginkan oleh masyarakat
Jakarta.
Referensi :
Di akses pada tanggal : 25 April 2016
Pukul : 20:00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar